Bagaimana Dengan Saya??

on


Pertama sekali saya mengucapkan terimakasih buat teman pembaca karena sudah mau menyempatkan diri untuk membaca tulisan ini, dan yang kedua saya minta maaf atas kekurangan dan penulisan kata-kata pada tulisan ini, mungkin tidak berkenan di hati teman pembaca atau banyak kata-kata yang salah yang tertulis, maklumkanlah dalam hati dan pemikiran teman sekalian karena saya tidaklah pernah lepas dari kesalahan, dan saya berkata maaf atas tulisan saya ini.

Bagaimana denganku??? hehehe...nah itu dia kata-kata yang harus kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari-harinya. Dalam kehidupan kita sehari-harinya kita sering melakukan hal berinteraksi,  mungkin saja berinteraksi dengan komputer atau juga dengan sesama kita manusia, dan tanpa disadari ketika kita melakukan interaksi tersebut kita telah di awasi dan dinilai secara diam-diam oleh setiap orang yang berda di sekitar kita, kira-kira nilai berapa ya??? hehehehe...mau tau aja!!

Bukan bermaksud bagaimana, keinginan untuk menjelek-jelekkan atau menjatuhkan seseorang serta membuatnya terpuruk bukanlah maksud dan tujuan, tapi saya menulis ini dengan maksud dan tujuan agar kita dapat menilai diri kita sendiri sebagai manusia yang tidak pernah lepas dari kesalahan, contohnya saya tidak pernah lepas dari kesalahan, biarpun sudah merasa sikap dan perilaku saya sudah benar, dan bangga dengan sifat dan sikap tersebut, tetapi belum tentu dengan anggapan serta penilaian orang lain terhadap saya, yah...mungkin selalu salah deh..., seperti lagunya film suami-suami takut istri, tau nggak?? Begini ini sebagian liriknya “begini salah, begitu salah” jadi harus bagaimana ya?? Kalau sudah serba salah.

Bagaimana denganku??? Itu merupakan beberapa karakter huruf yang selalu terlintas dalam diri saya sebelum saya menilai orang lain, maaf saya bukan sombong, saya juga ikut ambil bagian dalam team penilai kehidupan seperti kebanyakan teman lainnya yang suka menilai kehidupan seseorang. Banyak peribahasa yang mungkin telah anda dengar tentang menilai diri sendiri, salah satunya berkata demikian “bikin-bikinmu kubikin-bikinku”, oh... iya maaf, saya salah peribahasa, maksud saya yang berkata seperti ini “belek dimata teman dapat terlihat oleh mata, tetapi belek di depan mata tidak dapat terlihat oleh mata sendiri”, nah itu dia peribahasa karangan saya sendiri biarpun salah. Ketika saya berbincang-bincang dengan salah seorang teman saya, awalnya sih kami bercerita tentang cewek, dan perbincangan tersebut beralih menjadi topik yang lain, yaitu cerita tentang kehidupan keledai dan manusia,hehehe... ok teman saya ini berinisial LP, siapa ya??? Yang pasti namanya bukan Lappet Par obbus-obbus, kawan ini punya cerita yang menarik tentang kehidupan. “Buat friend, saya terlebih dahulu meminta maaf kepada anda karena menceritakan-cerita anda, dan mengedit banyak cerita anda, tetapi makna dan penyampaian dari cerita tersebut masih sama friend”, ok buat teman pembaca begini cerita tentang keledai dan manusia, “alkisah sepasang suami istri serta seekor keledai yang hendak pergi merantau kekampung X, dalam perjalanan sepasang kekasih ini selalu ada bisik-bisik yang mereka dengar dari teman seperjalannanya, ketika sang istri naik di punggung keledai untuk mengendarai keledai, dan pada saat itu sang suami berjalan menuntun keledai tersebut dari depan, teman seperjalanan mereka pun berbisik-bisik “apa dia nggak kasihan terhadap suaminya berjalan terus, sementara dia tenang diatas keledai”, dan ketika pembicaran tersebut sampai di telinga sang istri, lalu sang istri turun dari keledai, dan menggantikan suaminya. Setelah mereka beristirahat dan melanjutkan kembali perjalanan, sepasang kekasih tersebut naik diatas punggung keledai, dan pada saat itu juga ada bisik-bisik dari teman seperjalanannya “apa mereka nggak kasihan terhadap keledai yang mereka kendarain, udah jalan keledainya lambat, sementara mereka tenang diatas”  ketika pembicaraan tersebut sampai di telinga mereka, merekapun turun dari atas keledai dan berjalan bersama dengan keledai tersebut, tak terasa perjalanan sepasang kekasih tersebut sudah jauh bersama dengan teman seperjalanannya,  sementara itu keledai masih terlihat segar dan bersemangat, dan teman seperjalanan mereka-pun berbisik kembali “punya keledai kok nggak di naikin, percumakan punya keledai”, dan pembicaraan tersebut sampai ditelinga mereka kembali, dan mereka tidak tahu harus berbuat apa, karena setiap perbuatan mereka serba salah”. Terkadang kehidupan kita seperti dalam cerita tersebut selalu salah dalam bertingkah laku dimata seseorang, untuk menghindari dari sikap yang serba salah tersebut, mungkin saya dapat memberi solusi yang baik, atau mungkin solusi yang saya beri salah terhadap penilaian teman pembaca, itu tergantung anda menilai saya memberi solusi.

Bagaimana denganku?? Anda boleh bertanya pada teman anda, dan minta keterangan tentang sikap dan perilaku anda di mata dia, atau di mata seseorang.

Terima kasih buat semua teman pembaca yang telah membaca tulisan saya, saya merupakan seseorang yang tidak pernah lepas dari kesalahan, dan mohon di maafkan kalau saya mengangkat topik yang salah. Untuk mengetahui kesalahan saya tentang topik ini, teman pembaca dipersilahkan untuk menilai, menanggapi, mengkritik, atau dapat memberi masukan yang salah, maaf...maaf... maksud saya yang baik dan benar. Ahir kata saya ucapkan GBU.

Sumber gambar :
http://www.romokoko.com/images/menunjuk.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar